Powered By Blogger

SALAM ..... SELAMAT DATANG / WELLCOME . .

Barack Zone / Kaum Kucel

September 07, 2011

saya, "Aku" dan kepingan Filosofi




Akhir-akhir ini tekanan dan depresi sedang melanda hidup saya.
Saya diposisikan dalam dua pilihan yang harus saya pegang.

Dilema.

Apakah itu artinya menepati janji, atau konsistensi...

Saya suka tantangan, tapi bukan tekanan.
Memang, justru tekanan itulah tantangannya.
Tapi tak semudah itu, Tak semudah itu mengubah tekanan menjadi tantangan.

Tak semudah itu membuat pandangan sebuah tekanan "yang harus dirasakan" menjadi Tantangan "yang harus ditaklukan".

Tak Semudah itu.

Jika sudah begini, saya jadi ingat sebuah puisi.
Puisi yang dari dulu menginspirasi saya
Puisi yang dulu sempat membuat saya "jaya"
Atas pemikiran dan maknanya. Aku.

Aku

Kalau sampai waktuku
'Ku mau tak seorang kan merayu
Tidak juga kau

Tak perlu sedu sedan itu

Aku ini binatang jalang
dari kumpulannya terbuang

Biar peluru menembus kulitku
Aku tetap meradang, menerjang

Luka bisa kubawa berlari
berlari
Hingga hilang pedih peri

Dan aku akan lebih tidak peduli lagi

Aku ingin hidup seribu tahun lagi


Semangat itu. Kejalangan itu. Yang dulu hinggap di jiwa saya.
Kini seiring berjalannya waktu, mulai terbang perlahan-lahan.
Hingga semua hilang sama sekali.

Dan tanpa sadar saya terikat oleh pasung ketidakberdayaan.

Kejalangan itu hilang. Tinju yang dulu terkepal mulai luluh. Dan lengan yang dulu teracung, urung tuk tegak kembali.

Pasung-pasung itu mengubah saya menjadi "gila". Dalam makna sebenarnya.

Akhirnya saya merenung, dan melihat kembali sajak-sajak "Aku" tadi.
Dan setelah saya amati, "Aku" bukanlah sembarang aku. "Aku adalah sebuah sikap, sebuah energi, sebuah kekuatan, yang tercurah dalam jiwa "Aku" berwujud sajak-sajak nya. "Aku."

"Kalau sampai waktuku 'tak seorang kan merayu"

Disini "Aku" telah mengungkap dirinya dengan prinsipnya. "Aku" telah memberi "tanda" pada pembaca, bahwa ia adalah orang yang tegas. Jangan pernah main-main dengannya. Tak ada yang bisa menghalanginya.

"Tidak juga kau"

Ya, tidak juga kau! "Aku" tak pernah pandang bulu. Ia punya prinsip yang kokoh. Jika pendiriannya sudah bulat, "Aku" tak akan tergoda oleh siapapun. Tak peduli itu kau, dia, mereka, bahkan "Aku" sendiri.

"Tak perlu sedu sedan itu"

"Aku" tak perlu simpati. "Aku" tak butuh dikasihani. Bagi "Aku", Simpati adalah kekurangan. Itu hanya membuat hatinya tak sekeras batu lagi.

"Aku ini binatang jalang
dari kumpulannya terbuang"

"Aku" menyebut dirinya Binatang Jalang. "Binatang" dan "Jalang". Kita tahu, dengan menyebut binatang saja, sudah menunjukkan bahwa "Aku" adalah rendahan, sama seperti binatang. Garang. Dan "Jalang". Tapi ia juga bilang, ia merupakan kumpulan yang terbuang. Artinya "Aku" memang sudah tak diterima lagi di "kumpulannya".

Tentu saja, karena "Aku" terlalu "garang" untuk disebut sebagai binatang. Dan bahkan terlalu "Jalang" dari kejalangan itu sendiri. Sehingga kumpulannya berpikir, "Aku" memang bukan bagian dari mereka. "Aku" dibuang.

"Biar peluru menembus kulitku ku tetap meradang, menerjang"

Bahkan peluru-peluru itu bukanlah masalah bagi "Aku". Ia abaikan bedil-bedil itu menembus kulitnya. Ia bisa meradang dan menerjang. Apa soal? "Aku" tak akan membiarkan dirinya berhenti hanya karena selongsong peluru merobek kulitnya.

"Luka bisa kubawa berlari
berlari"

"Aku" tak perlu pengobatan. Biar luka merobek kulitnya, ia akan terus berlari. "Aku tak pernah ambil pusing dengan lukanya, ia tak kan menghabiskan waktu untuk meratapi rasa sakit yang dirasanya. Karna ia harus tetap berlari.

"Hingga hilang pedih peri"

"Aku" membiarkan dirinya berlari bersama luka. Mengabaikan rasa sakit dan perih yang dirasanya. Hingga luka itu mengering, dan perlahan sirna.

"Dan aku lebih tidak peduli lagi
aku mau hidup seribu tahun lagi"

Ya, bahkan "Aku" bisa lebih tidak peduli lagi dari ini. Bahkan untuk peluru yang dapat menembus jantungnya. Atau luka yang dapat merenggut nyawanya. "Aku" bisa lebih tidak peduli. Karena "Aku" punya asa. Atas keinginannya untuk hidup 1000 tahun lamanya.


Itulah "Aku". Sosok yang saya kagumi dari dulu. Sosok yang (mungkin) hampir hilang dari jiwa saya. Sosok yang membakar jiwa bagi siapa yang mendengarnya.

Mungkin peluru yang menembus kulitnya itu, atau luka yang luar biasa perih itu, bisa ditahan jiwanya. Tapi sayang, tidak raganya. Itulah kodrat, raga memang rapuh.

Asa untuk hidup 1000 tahun lagi bersama jasad memang harus urung. Tapi tidak bersama jiwa.

Auman "Aku" masih terdengar sampai sekarang. Walau lebih dari setengah abad yang lalu "Aku" pergi. Tapi semangatnya, energinya, kejalangannya. Masih berbekas sampai sekarang. Itulah kekuatan jiwa. Raga boleh rapuh. Tapi jiwa akan terus berlari.
Energi "Aku" akan selalu terbawa oleh jiwanya, hingga 1000 tahun lagi...



  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

10 hal yang tak terbeli dengan Uang..!!



Uang, siapun butuh uang. Orang Dewasa, Remaja bahkan anak – anak kecil sekalipun kenal dengan benda yang namanya uang. Memang uang penting dalam kehidupan, tanpa alat tukar ini kita tidak mukin bisa memenuhi kebutuhan hidup. Uang membuat sebagian orang bisa melakukan banyak hal daripada orang yang tidak memilikinya. Tetapi seberapapun pentingnya uang, masih ada hal yang tidak bisa dibeli dengan uang.

1. Waktu

Uang tidak akan bisa mengembalikan waktu yang telah berlalu. Setelah hari berganti, maka waktu 24jam tersebut akan hilang dan tidak akan mukin akan kembali lagi. Karena itu gunakan setiap kesempatan yang ada untuk menytakan perhatian dan kasih sayang anda kepada orang yang sangat anda sayang dan anda cintai, sebelum waktu itu berlalu dan anda menyesalinya.

2. Kebahagiaan

Memang kedengarannya aneh, Tetapi inilah kenyataannya. Uang memang bisa membuat anda merasa senang karena anda bisa membiayai liburan mewah, memberi laptop dengan fasilitas yang sangat modern, atau modifikasi mobil balap. Tapi uang tidak bisa menghadirkan secercah kebahagiaan dari dalam lubuk hati kita.

3. Kebahagiaan Anak

Untuk membelikan makan dan pakaian yang bagus – bagus untuk anak tercinta memang membutuhkan uang. Tapi anda tidak bisa menggunakan uang untuk memberi rasa aman, tanggung jawab, sikap yang baik serta kepandaian pada anak anda. Hal ini merupakan buah dari waktu dan perhatian yang anda curahkan untuk mereka dan hal – hal baik yang anda ajarkan. Uang memang membantu kita memenuhi aspek pengasuhan, tapi waktu telah membuktikan bahwa kebutuhan dasar tiap anak adalah berapa banyak waktu yang diberikan orangtuanya, bukan orangnya.

4. Cinta

Cinta tidak bisa dibeli dengan uang, akuilah hal ini benar. Memang dengan uang kita bisa membuat orang tertarik, tapi cinta berasal dari rasa saling menghargai, perhatian, berbagi pengalaman dan kesempatan untuk berkembang bersama. Itu sebabnya banyak pasangan yang menikah karena uang, tak bertahan lama.

5. Penerimaan

Untuk diterima oleh lingkungan pergaulan, Anda tak butuh uang. Bila Anda ingin diterima, fokuskan energi Anda untuk membuat diri Anda berharga bagi lingkungan sekitar dengan menjadi teman dalam suka dan duka.

6. Kesehatan

Kita butuh uang untuk mengongkosi biaya perawatan dan membeli obat, tapi uang tak bisa menggantikan kesehatan yang hilang. Itu sebabnya pepatah lebih baik mencegah daripada mengobati sebaiknya kita terapkan. Mulailah berolahraga, berhenti merokok, dan banyak hal lain yang pasti sudah Anda tahu.

7. Kesuksesan

Beberapa orang memang ada yang mencapai kesuksesan dengan menyuap, tapi ini adalah pengecualian. Kesuksesan hanya berasal dari kerja keras, kemauan, dan sedikit kemujuran. Ada aspek kecil dari usaha menuju sukses yang bisa didapatkan dengan uang, misalnya mengikuti pelatihan atau membeli peralatan, tapi sukses lebih banyak berasal dari usaha yang Anda lakukan sendiri.

8. Bakat

Kita dilahirkan dengan bakat tertentu. Dengan uang, yang bisa kita lakukan adalah mengasah bakat tersebut, misalnya belajar musik. Namun para ahli mengatakan, untuk menjadi ahli di bidangnya, kita membutuhkan bakat.

9. Sikap yang baik


Banyak orang yang kaya raya tapi sikapnya kasar dan ucapannya sinis. Tak sedikit orang sederhana yang tutur katanya sopan dan menunjukkan rasa hormat pada orang lain. Jadi, jumlah uang yang dimiliki bukan penentu sikap atau manner seseorang.

10. Kedamaian

Bila uang bisa membeli kedamaian, barangkali kita tak lagi mendengar tentang perang. Justru yang sering terjadi sebaliknya, uang lah yang menjadi sumber pertikaian dan permusuhan.


Money can buy a house, but not a home.
Money can buy a bed, but not sleep.
Money can buy a clock, but not time.
Money can buy a book, but not knowledge.
Money can buy food, but not an appetite.
Money can buy position, but not respect.
Money can buy blood, but not life.
Money can buy medicine, but not health.
Money can buy sex, but not love.
Money can buy insurance, but not safety.

Ingat, Segalanya memang butuh uang. Tapi uang bukanlah segalanya. Ada banyak sekali hal lain yang lebih berharga dari sekedar uang.

Diambil dari salah satu HT di kaskus.

Ilusi mata

Ilusi optis adalah ilusi yang terjadi karena kesalahan penangkapan mata manusia. Ada anggapan konvensional bahwa ada ilusi yang bersifat fisiologis dan ada ilusi yang bersifat kognitif.

* Ilusi fisiologis. Ilusi fisiologis, seperti yang terjadi pada afterimages atau kesan gambar yang terjadi setelah melihat cahaya yang sangat terang atau melihat pola gambar tertentu dalam waktu lama. Ini diduga merupakan efek yang terjadi pada mata atau otak setelah mendapat rangsangan tertentu secara berlebihan.

* Ilusi kognitif Ilusi kognitif diasumsikan terjadi karena anggapan pikiran terhadap sesuatu di luar. Pada umumnya ilusi kognitif dibagi menjadi ilusi ambigu, ilusi distorsi, ilusi paradoks dan ilusi fiksional.


* Pada ilusi ambigu, gambar atau objek bisa ditafsirkan secara berlainan. Contohnya adalah: kubus Necker dan vas Rubin.

* Pada ilusi distorsi, terdapat distorsi ukuran, panjang atau sifat kurva (lurus lengkung). Contohnya adalah: ilusi dinding kafe dan ilusi Mueller -Lyer.

* Ilusi paradoks disebabkan karena objek yang paradoksikal atau tidak mungkin, misalnya pada segitiga Penrose atau ‘tangga yang mustahil’, seperti misalnya terlihat pada karya seni grafis M C Escher, berjudul “Naik dan Turun” serta “Air Terjun”.

* Ilusi fiksional didefinisikan sebagai persepsi terhadap objek yang sama sekali berbeda bagi seseorang tapi bukan bagi orang lain, seperti disebabkan karena schizoprenia atau halusinogen. Ini lebih tepatnya disebut dengan halusinasi.

Ilusi mata/optik ini sendiri ditemukan secara kebetulan saat para ilmuwan sedang melakukan percobaan "eksperimen warna". Dan akhirnya Ilusi optik mata ini terus berkembang sampai sekarang.

Ini dia contohnya:












Dan ini salah satu gambar ilusi mata yang dibuat oleh profesor jepang Akiyoshi Kitayoka:















Selamat Terhipnotis...!






September 06, 2011

tips Patah Hati   x_X

 

Bicara tentang cinta bisa memuaskan hati. Banyak pendapat yang meny6atakan bahwa bila kita mencari arti dari cinta itu sendiri, maka kita tidak akan menemukan jalan keluar. karena dalam kenyataannya cinta itu memiliki arti yang sangat dalam. tidak ada manusia yang yang sanggup menerjemahkan arti dari perasaan itu kedalam tulisan singkat atau pengalaman hidup.
terlalu dini rasanya bila kita mencoba untuk bermain dengan "cinta" itu, setiap mahluk hidup memiliki hak untuk mencintai dan dicintai.. sama halnya ketika kekecewaan seseorang akibat cintanya ditolak. padahal apabila ia bisa mengatasi hal tersebut, maka ia akan mendapat pelajaran yang amat berharga.
kisah hidup masing-masing orang itu berbeda, baik dalam bidang ekomoni,hukum, terlebih lagi dalam masalah cinta. masalah yang sangat mendasar dalam kehidupan pribadi seseorang.
kadangkala,cinta bisa membuat orang tidak bisa berfikir secara jernih. ketika galau, mungkin akan banyak hal yang akan dia lakukan. mulai dari melakukan hal positif sampai hal negatif diluar batas kesadaran.
tidak ada yang perlu disesalin kok.. walaupun kamu menutup diri,dan merasa menjadi orang yang paling sial didunia ini, itu semua nggak ada gunanya. dari pada kamu terus-terusan bengong dirumah cuma ngabisin waktu kamu buat hal-hal yang nggak penting. lebih baik kamu berjanji pada diri kamu, bahwa ini nggak akan pernah terulang lagi.
"kalau JODOH nggak akan lari kemana"

sampai saat ini satu-satunya hal yang bisa menbuat kita bisa melupakan seseorang yang pernah menjadi someone special kita ialah, :

- perbanyak pergaulan,
karena semakin banyak teman akan membuat kita melupakan semua kegundahan, perasaan sakit hati,atau mungkin salah satu sahabat kamu bisa bantuin kamu buat mencari pacar baru^_^.

- cari kesibukan
semakin banyak kita melakukan kegiatan, maka akan sedikit pula waktu kita untuk memikirkan rasa sakit hati, atau sekedar flashback buat menyesali keadaan kamu sekarang.

- cari orang baru, yang benar-benar baru kita kenal. agar proses dalam hal ini lebih cepat. kalau cocok dan memiliki karakter lebih baik dari "someone special" kamu, masukin saja nama dia ke daftar pengganti mantan kamu,,hehe...

- introspeksi diri
mungkin aja, ini waktu kamu buat memperbaiki diri, kesalahan apa yang sudah kamu lakuin. tahap ini bukan untuk membuat kamu merasa bersalah, tapi semata-mata agar kamu bisa lebih baik di kemudian hari dan mungkin bisa membuat kamu terhindar dari kejadian seperti ini untuk kedua kalinya.

good luck... saya percaya kamu bukan orang yang cuma bisa menyesali diri, tapi kamu masih punya hak buat menyaksikan dan merasakan kebahagiaan itu datang ke hidup kamu...!!!!



satu hal yang tidak pernah diketahui manusia tentang cinta
adalah ketika mereka diperlihatkan bentuk cinta itu.
mereka bisa bahagia,sedih,terluka,kecewa,membenci,,
ataupun melakukan hal yang luar kesadaran.

cinta itu mematikan...
bisa membuat yang lemah menjadi amat kuat,
yang berkuasa menjadi pesuruh,
yang tegar menjadi goyah,
atau yang mati menjadi hidup kembali





apabila kita merasa telah terjerumus dalam cinta,
percayalah hanya cinta juga yang akan membuat kita kembali ke permukaan
apabila kita merasa terkubur karena cinta,
percayalah bila suatu saat cinta akan meraih tanganmu untuk membantumu keluar.
apabila hati itu merasa hancur,
maka cinta akan membuainya,
menjadi penerang di tiap jalannya,
menjadi penyejuk ketika terguncang amarahnya,
menjadi isi bagi kekosongan jiwanya.....
apabila cinta itu terasa mati,
maka sadarilah bila hanya cinta yang sanggup memberi kehidupan untukmu satu kali lagi.

Membaca Pikiran Orang Lain Dalam Kehidupan Sehari-hari



Banyak anggapan bahwa membaca pikiran adalah pekerjaan seorang psikolog, paranormal atau bahkan dukun. Namun, percaya atau tidak, dalam kehidupan sehari-hari, anda semua adalah seorang pembaca pikiran. Sebab, tanpa kemampuan untuk mengetahui pikiran serta perasaan orang lain, kita semua tak akan mampu menghadapi situasi sosial semudah apapun. Dengan membaca pikiran, kita dapat membuat perkiraan tentang tingkah laku seseorang lalu membuat kita dapat menentukan keputusan berikutnya.
Jika kita melakukan pembacaan ini dengan buruk, dampaknya bisa serius: konflik bisa saja terjadi akibat kesalahpahaman. Contoh yang nyata kesulitan mengenali pikiran dan perasaan orang lain—mindblindness, dapat dilihat pada penyandang autisme, dimana ketidakmampuan tersebut menjadi suatu kondisi yang mengganggu.
Kemampuan membaca pikiran ini, yang oleh William Ickes—profesor psikologi di University of Texas, disebut sebagai emphatic accuracy.
Darimana asalnya?
Kemampuan (terbatas) kita untuk membaca pikiran menurut Ross Buck–profesor Communication Sciences di University of Connecticut, memiliki sejarah yang amat panjang. Dikatakannya bahwa, melalui jutaan tahun evolusi, sistem komunikasi manusia berkembang menjadi lebih rumit saat kehidupan juga menjadi lebih kompleks. Membaca pikiran lantas menjadi alat untuk menciptakan dan menjaga keteraturan sosial; seperti membantu mengetahui kapan harus menyetujui sebuah komitmen dengan pasangan atau melerai perselisihan dengan tetangga.
Kemampuan ini sendiri muncul sejak manusia dilahirkan. Bayi yang baru lahir lebih menyukai wajah seseorang dibandingkan stimulus lainnya, dan bayi berusia beberapa minggu sudah mampu menirukan ekspresi wajah. Dalam 2 bulan, bayi sudah dapat memahami dan berespon terhadap keadaan emosional dari pengasuhnya. Nancy Eisenberg, profesor psikologi di Arizona State University dan ahli dalam perkembangan emosional, menuturkan bahwa bayi berusia 1 tahun mampu mengamati ekspresi orang dewasa dan menggunakannya untuk menentukan tingkah laku berikutnya. Lanjutnya, bayi usia 2 tahun mampu menyimpulkan keinginan orang lain dari tatapan matanya, dan di usia 3 tahun, bayi dapat mengenali ekspresi wajah gembira, sedih atau marah. Saat menginjak usia 5 tahun, bayi sudah memiliki kemampuan dasar untuk membaca pikiran orang lain; mereka telah memiliki “teori pikiran.” Bayi tersebut mampu memahami bahwa orang lain memiliki pemikiran, perasaan dan kepercayaan yang berbeda dengan yang mereka miliki.
Anak-anak tadi mengembangkan kemampuan membaca pikiran dengan mengamati pembicaraan orang dewasa, dimana mereka membedakan kompleksitas aturan dan interaksi sosial. Selain itu, kegiatan bermain dengan teman sebaya juga dapat melatih anak untuk membaca pikiran anak lainnya. Namun, tak semua anak bisa mengembangkan kemampuan ini. Anak-anak yang mengalami penelantaran dan kekerasan cenderung mengalami hambatan dalam mengembangkan kemampuan membaca pikiran ini. Sebagai contoh, anak yang dibesarkan dalam keluarga yang penuh dengan kekerasan, mungkin akan jauh lebih peka terhadap ekspresi marah, walaupun sesungguhnya emosi marah tidak muncul.
Lanjut lagi, kemampuan membaca pikiran yang lebih maju biasa muncul pada masa remaja akhir. Hal ini terjadi karena kemampuan untuk menyimpan perspektif dari beberapa orang di saat yang sama—dan lalu mengintegrasikannya dengan pengetahuan kita dan orang yang bersangkutan itu—seringkali membutuhkan kemampuan otak yang sudah jauh berkembang.
Bagaimana Membaca Pikiran?
Membaca bahasa tubuh adalah komponen inti dari membaca pikiran. Lewat bahasa tubuh, kita bisa mengetahui emosi dasar seseorang. Peneliti menemukan bahwa ketika seseorang mengamati gerak tubuh orang lain, mereka dapat mengenali emosi sedih, marah, gembira, takut dll, bahkan ketika pengamatan hanya dilakukan dengan pencahayaan yang minim.
Ekspresi wajah juga merupakan penanda bagi kita untuk dapat mengetahui apa yang dipikirkan orang lain. Namun sayangnya, banyak dari kita yang tidak mampu untuk mendeteksi ekpresi ini. Salah satu sumber yang kaya akan penanda ini adalah mata seseorang; otot-otot di sekitar mata. Mata seseorang adalah sumber penanda yang paling kaya jika dibandingkan bagian lain yang ada di wajah. Contohnya: mata yang turun ketika sedih, terbuka lebar ketika takut, terlihat tidak fokus kala sedang berkhayal, menatap tajam penuh kecemburuan, atau menatap sekitarnya ketika tidak sabar.
Kita dapat semakin tahu pikiran orang lain dari komponen-komponen dalam percakapan—kata-kata, gerak tubuh, dan nada suara. Namun diantara ketiganya, Ickes menemukan bahwa isi pembicaraan menjadi komponen terpenting dalam membaca pikiran dengan baik.
Menjadi Pembaca Pikiran Ulung
Lalu, bagaimana kita bisa menjadi seorang pembaca pikiran yang lebih baik? Tim dari Psychology Today telah merumuskan beberapa hal yang bisa membantu kita membaca pikiran.
Kenalilah orang lain. “Kemampuan membaca pikiran akan meningkat, semakin kita mengenal lawan bicara kita,” kata William Ickes. Jika kita berinteraksi dengan seseorang selama kurang lebih sebulan, kita akan lebih mudah untuk mengenali apa yang ia pikirkan dan rasakan. Hal tersebut dapat terjadi karena: kita mampu mengartikan kata-kata dan tidakan orang lain dengan lebih tepat, setelah mengamatinya dalam berbagai situasi; kedua, kita mengetahui apa yang terjadi dalam hidup mereka, dan mampu menggunakan pengetahuan itu untuk memahami mereka dalam konteks yang lebih luas.
Minta umpan balik. Penelitian menunjukkan bahwa kita dapat meningkatkan kemampuan membaca dengan cara menanyakan kebenaran dari tebakan kita. Misalnya, “Saya mendengar, sepertinya Engkau sedang marah. Benar tidak?”
Perhatikan bagian atas dari wajah. Emosi yang palsu, biasanya diungkapkan pada bagian bawah wajah seseorang. Sedangkan, menurut Calin Prodan—profesor neurologi di University of Oklahoma Health Sciences Center, emosi utama bisa dilihat dari sebagian ke atas wajah, biasanya di sekitar mata.
Lebih ekspresif. Ekspresivitas emosi cenderung timbal balik. Ross Buck, “semakin kita ekspresif, semakin banyak pula kita akan mendapat informasi mengenai kondisi emosional dari orang lain di sekitar kita.”

Santai. Menurut Lavinia Plonka, pengarang Walking Your Talk, seseorang cenderung “menyamakan diri” dengan lawan bicaranya melalui postur tubuh dan pola napas. Jika anda merasa tegang, teman bicara anda bisa saja, secara tak sadar, menjadi tegang pula lalu terhambat, dan akhirnya menjadi sulit untuk dibaca. Ambillah napas panjang, senyumlah, dan coba untuk menampilkan keterbukaan dan penerimaan kepada siapapun yang bersama anda.
Tinjauan Kritis
Perlu kita ingat, bahwa ekspresi emosi bisa berbeda di berbagai budaya. Ekspresi sedih di satu budaya, bisa jadi diinterpretasikan sebagai emosi lain di budaya lain. Jadi jika ingin membaca seseorang, kita perlu memperhatikan pula unsur budaya yang berlaku di tempat tinggal orang itu, jangan sampai salah menebak, atau bahkan memicu terjadinya kesalahpahaman.
Kita juga tak bisa mengesampingkan fenomena membaca pikiran ini sebagai sebuah fenomena yang biasa diasosisasikan dengan kemampuan supranatural, sebab percaya tidak percaya, memang ada orang-orang yang memiliki kemampuan untuk membaca pikiran yang sulit dijelaskan ilmu pengetahuan. Setidaknya penulis telah menemukan beberapa orang dengan kemampuan membaca pikiran, yang bahkan mampu melihat masa depan dan berbagai macam hal yang sulit diterima nalar.

Sumber Pustaka

Bahagia, ada pada Jiwa yang Bisa Bersyukur



Pernah membayangkan, bagaimana seseorang menulis buku, bukan dengan

tangan atau anggota tubuh lainnya, tetapi dengan kedipan kelopak
mata kirinya? Jika Anda mengatakan itu hal yang mustahil untuk
dilakukan, tentu saja Anda belum mengenal orang yang bernama Jean- Dominique Bauby. Dia pemimpin redaksi majalah Elle, majalah
kebanggaan Prancis yang digandrungi wanita seluruh dunia.

Betapa mengagumkan tekad dan semangat hidup maupun kemauannya untuk

tetap menulis dan membagikan kisah hidupnya yang begitu luar biasa.
Ia meninggal tiga hari setelah bukunya diterbitkan. Setelah tahu apa
yang dialami si Jean dalam menempuh hidup ini, pasti Anda akan
berpikir, "Berapa pun problem dan stres dan beban hidup kita semua,
hampir tidak ada artinya dibandingkan dengan si Jean!"

Tahun 1995, ia terkena stroke yang menyebabkan seluruh tubuhnya

lumpuh. Ia mengalami apa yang disebut locked-in syndrome, kelumpuhan
total yang disebutnya "Seperti pikiran di dalam botol". Memang ia
masih dapat berpikir jernih tetapi sama sekali tidak bisa berbicara
maupun bergerak. Satu-satunya otot yang masih dapat diperintahnya
adalah kelopak mata kirinya. Jadi itulah cara dia berkomunikasi
dengan para perawat, dokter rumah sakit, keluarga dan temannya.

Begini cara Jean menulis buku. Mereka (keluarga, perawat, teman-

temannya) menunjukkan huruf demi huruf dan si Jean akan berkedip
apabila huruf yang ditunjukkan adalah yang dipilihnya. "Bukan main,"
kata Anda.

Ya, itu juga reaksi semua yang membaca kisahnya. Buat kita, kegiatan

menulis mungkin sepele dan menjadi hal yang biasa. Namun, kalau kita
disuruh "menulis" dengan cara si Jean, barang kali kita harus
menangis dulu berhari-hari dan bukan buku yang jadi, tapi mungkin
meminta ampun untuk tidak disuruh melakukan apa yang dilakukan Jean
dalam pembuatan bukunya.

Tahun 1996 ia meninggal dalam usia 45 tahun setelah menyelesaikan

memoarnya yang ditulisnya secara sangat istimewa. Judulnya, "Le
Scaphandre" et le Papillon (The Bubble and the Butterfly).

Jean adalah contoh orang yang tidak menyerah pada nasib yang

digariskan untuknya. Dia tetap hidup dalam kelumpuhan dan tetap
berpikir jernih untuk bisa menjadi seseorang yang berguna, walaupun
untuk menelan ludah pun, dia tidak mampu, karena seluruh otot dan
saraf di tubuhnya lumpuh. Tetapi yang patut kita teladani adalah
bagaimana dia menyikapi situasi hidup yang dialaminya dengan baik
dan tetap menjadi seorang manusia (bahasa Sansekerta yang berarti
pikiran yang terkendali), bahkan bersedia berperan langsung dalam
film yang mengisahkan dirinya.

Jean, tetap hidup dengan bahagia dan optimistis, dengan kondisinya

yang seperti sosok mayat bernapas. Sedangkan kita yang hidup tanpa
punya problem seberat Jean, sering menjadi manusia yang selalu
mengeluh..! Coba ingat-ingat apa yang kita lakukan. Ketika mendapat
cuaca hujan, biasanya menggerutu. Sebaliknya, mendapat cuaca panas
juga menggerutu. Punya anak banyak mengeluh, tidak punya anak juga
mengeluh. Carl Jung, pernah menulis demikian: "Bagian yang paling
menakutkan dan sekaligus menyulitkan adalah menerima diri sendiri
secara utuh, dan hal yang paling sulit dibuka adalah pikiran yang
tertutup!"

Maka, betapapun kacaunya keadaan kita saat ini, bagi yang sedang

stres berat, yang sedang berkelahi baik dengan diri sendiri maupun
melawan orang lain, atau anggota keluarga yang sedang tidak bahagia
karena kebutuhan hidupnya tidak terpenuhi, yang baru mendapat
musibah kecelakaan atau bencana, bagi yang sedang di-PHK, ingatlah
kita masih bisa menelan ludah, masih bisa makan dan menggerakkan
anggota tubuh lainnya. Maka bersyukurlah, dan berbahagialah...!
Jangan menjadi pengeluh, penggerutu, penuntut abadi, tapi
bijaksanalah untuk bisa selalu think and thank (berpikir, kemudian
berterima kasih/ bersyukurl).

Dalam artikel yang berjudul Kegagalan & Kesuksesan Hasil Konsekuensi

Pikiran ( SPM 26 Februari 2005) dituliskan, seseorang yang sadar
sepenuhnya, dia datang ke dunia ini hanya dibekali sebuah nyawa
(jiwa). Nah, nyawa itu harus dirawat dengan menjalani kehidupan
secara bertanggung jawab. Dengan nyawa ini pulalah, seseorang harus
hidup bahagia, di manapun dia berada, dan dalam kondisi apapun, dia
harus bisa bahagia. Kunci kebahagiaan adalah bersyukur! Mensyukuri
apa yang kita dapat itu penting, termasuk sebuah nyawa agar kita
bisa hidup di alam ini. Dan kebahagiaan bisa dibuat, dengan tidak
meminta (menuntut) apapun pada orang lain, tetapi memberikan apa
yang bisa diberikan kepada orang lain agar mereka bahagia. Jadilah
seseorang yang merasa ada gunanya untuk kehidupan ini.

Untuk itu, Anda bisa mendengarkan intuisi sendiri sehingga bertindak

sesuai nurani dan menghasilkan apa yang Anda inginkan dalam hidup.
Hadapi hidup dengan tabah karena orang-orang beruntung bukan tidak
pernah gagal. Bukan tidak pernah ditolak, juga bukan tidak pernah
kecewa. Justru banyak orang yang sukses itu sebetulnya orang yang
telah banyak mengalami kegagalan.

Berpikirlah positif, Anda akan menjadi orang yang beruntung. Banyak

cerita tentang keberuntungan berasal dari kejadian-kejadian yang
tidak menguntungkan. Misalnya, kehilangan pekerjaan memunculkan ide
besar untuk mulai bisnis sendiri dan menjadi majikan. Ditolak pun
bisa mendatangkan kesuksesan. Tetapi, untuk mendapatkan
keberuntungan diperlukan usaha. Dan mulailah sekarang juga untuk
berusaha!

Sumber: Bahagia, ada pada Jiwa yang Bisa Bersyukur oleh Lianny

Hendranata

Setan atau Malaikat?

Mahluk yang paling menakjubkan adalah manusia, karena dia bisa memilih untuk menjadi "setan atau malaikat".
–John Scheffer-


Setan atau Malaikat?


Dari pinggir kaca nako, di antara celah kain gorden, saya melihat lelaki itu mondar-mandir di depan rumah. Matanya berkali-kali melihat ke rumah saya. Tangannya yang dimasukkan ke saku celana, sesekali mengelap keringat di keningnya.


Dada saya berdebar menyaksikannya. Apa maksud remaja yang bisa jadi umurnya tak jauh dengan anak sulung saya yang baru kelas 2 SMU itu? Melihat tingkah lakunya yang gelisah, tidakkah dia punya maksud buruk dengan keluarga saya? Mau merampok? Bukankah sekarang ini orang merampok tidak lagi mengenal waktu? Siang hari saat orang-orang lalu-lalang pun penodong bisa beraksi, seperti yang banyak diberitakan koran. Atau dia punya masalah dengan Yudi, anak saya?


Kenakalan remaja saat ini tidak lagi enteng. Tawuran telah menjadikan puluhan remaja meninggal. Saya berdoa semoga lamunan itu salah semua. Tapi mengingat peristiwa buruk itu bisa saja terjadi, saya mengunci seluruh pintu dan jendela rumah. Di rumah ini, pukul sepuluh pagi seperti ini, saya hanya seorang diri. Kang Yayan, suami saya, ke kantor. Yudi sekolah, Yuni yang sekolah sore pergi les Inggris, dan Bi Nia sudah seminggu tidak masuk.


Jadi kalau lelaki yang selalu memperhatikan rumah saya itu menodong, saya bisa apa? Pintu pagar rumah memang terbuka. Siapa saja bisa masuk.


Tapi mengapa anak muda itu tidak juga masuk? Tidakkah dia menunggu sampai tidak ada orang yang memergoki? Saya sedikit lega saat anak muda itu berdiri di samping tiang telepon. Saya punya pikiran lain. Mungkin dia sedang menunggu seseorang, pacarnya, temannya, adiknya, atau siapa saja yang janjian untuk bertemu di tiang telepon itu. Saya memang tidak mesti berburuk sangka seperti tadi. Tapi dizaman ini, dengan peristiwa-peristiwa buruk, tenggang rasa yang semakin menghilang, tidakkah rasa curiga lebih baik daripada lengah?


Saya masih tidak beranjak dari persembunyian, di antara kain gorden, di samping kaca nako. Saya masih was-was karena anak muda itu sesekali masih melihat ke rumah. Apa maksudnya? Ah, bukankah banyak pertanyaan di dunia ini yang tidak ada jawabannya.


Terlintas di pikiran saya untuk menelepon tetangga. Tapi saya takut jadi ramai. Bisa-bisa penduduk se-kompleks mendatangi anak muda itu. Iya kalau anak itu ditanya-tanya secara baik, coba kalau belum apa-apa ada yang memukul.


Tiba-tiba anak muda itu membalikkan badan dan masuk ke halaman rumah. Debaran jantung saya mengencang kembali. Saya memang mengidap penyakit jantung. Tekad saya untuk menelepon tetangga sudah bulat, tapi kaki saya tidak bisa melangkah. Apalagi begitu anak muda itu mendekat, saya ingat, saya pernah melihatnya dan punya pengalaman buruk dengannya. Tapi anak muda itu tidak lama di teras rumah. Dia hanya memasukkan sesuatu ke celah di atas pintu dan bergegas pergi. Saya masih belum bisa mengambil benda itu karena kaki saya masih lemas.


Saya pernah melihat anak muda yang gelisah itu di jembatan penyeberangan, entah seminggu atau dua minggu yang lalu. Saya pulang membeli bumbu kue waktu itu. Tiba-tiba di atas jembatan penyeberangan, saya ada yang menabrak, saya hampir jatuh. Si penabrak yang tidak lain adalah anak muda yang gelisah dan mondar-mandir di depan rumah itu, meminta maaf dan bergegas mendahului saya. Saya jengkel, apalagi begitu sampai di rumah saya tahu dompet yang disimpan di kantong plastik, disatukan dengan bumbu kue, telah raib.


Dan hari ini, lelaki yang gelisah dan si penabrak yang mencopet itu, mengembalikan dompet saya lewat celah di atas pintu. Setelah saya periksa, uang tiga ratus ribu lebih, cincin emas yang selalu saya simpan di dompet bila bepergian, dan surat-surat penting, tidak ada yang berkurang.


Lama saya melihat dompet itu dan melamun. Seperti dalam dongeng. Seorang anak muda yang gelisah, yang siapa pun saya pikir akan mencurigainya, dalam situasi perekonomian yang morat-marit seperti ini, mengembalikan uang yang telah digenggamnya. Bukankah itu ajaib, seperti dalam dongeng. Atau hidup ini memang tak lebih dari sebuah dongengan?


Bersama dompet yang dimasukkan ke kantong plastik hitam itu saya menemukan surat yang dilipat tidak rapi. Saya baca surat yang berhari-hari kemudian tidak lepas dari pikiran dan hati saya itu. Isinya seperti ini:


-----


"Ibu yang baik..., maafkan saya telah mengambil dompet Ibu. Tadinya saya mau mengembalikan dompet Ibu saja, tapi saya tidak punya tempat untuk mengadu, maka saya tulis surat ini, semoga Ibu mau membacanya.


Sudah tiga bulan saya berhenti sekolah. Bapak saya di-PHK dan tidak mampu membayar uang SPP yang berbulan-bulan sudah nunggak, membeli alat-alat sekolah dan memberi ongkos. Karena kemampuan keluarga yang minim itu saya berpikir tidak apa-apa saya sekolah sampai kelas 2 STM saja. Tapi yang membuat saya sakit hati, Bapak kemudian sering mabuk dan judi buntut yang beredar sembunyi-sembunyi itu.


Adik saya yang tiga orang, semuanya keluar sekolah. Emak berjualan goreng-gorengan yang dititipkan di warung-warung. Adik-adik saya membantu mengantarkannya. Saya berjualan koran, membantu-bantu untuk beli beras.


Saya sadar, kalau keadaan seperti ini, saya harus berjuang lebih keras. Saya mau melakukannya. Dari pagi sampai malam saya bekerja. Tidak saja jualan koran, saya juga membantu nyuci piring di warung nasi dan kadang (sambil hiburan) saya ngamen. Tapi uang yang pas-pasan itu (Emak sering gagal belajar menabung dan saya maklum), masih juga diminta Bapak untuk memasang judi kupon gelap. Bilangnya nanti juga diganti kalau angka tebakannya tepat. Selama ini belum pernah tebakan Bapak tepat. Lagi pula Emak yang taat beribadah itu tidak akan mau menerima uang dari hasil judi, saya yakin itu.


Ketika Bapak semakin sering meminta uang kepada Emak, kadang sambil marah-marah dan memukul, saya tidak kuat untuk diam. Saya mengusir Bapak. Dan begitu Bapak memukul, saya membalasnya sampai Bapak terjatuh-jatuh. Emak memarahi saya sebagai anak laknat. Saya sakit hati. Saya bingung. Mesti bagaimana saya?


Saat Emak sakit dan Bapak semakin menjadi dengan judi buntutnya, sakit hati saya semakin menggumpal, tapi saya tidak tahu sakit hati oleh siapa. Hanya untuk membawa Emak ke dokter saja saya tidak sanggup. Bapak yang semakin sering tidur entah di mana, tidak perduli. Hampir saya memukulnya lagi.


Di jalan, saat saya jualan koran, saya sering merasa punya dendam yang besar tapi tidak tahu dendam oleh siapa dan karena apa. Emak tidak bisa ke dokter. Tapi orang lain bisa dengan mobil mewah melenggang begitu saja di depan saya, sesekali bertelepon dengan handphone. Dan di seberang stopan itu, di warung jajan bertingkat, orang-orang mengeluarkan ratusan ribu untuk sekali makan.


Maka tekad saya, Emak harus ke dokter. Karena dari jualan koran tidak cukup, saya merencanakan untuk mencopet. Berhari-hari saya mengikuti bus kota, tapi saya tidak pernah berani menggerayangi saku orang. Keringat dingin malah membasahi baju. Saya gagal jadi pencopet.


Dan begitu saya melihat orang-orang belanja di toko, saya melihat Ibu memasukkan dompet ke kantong plastik. Maka saya ikuti Ibu. Di atas jembatan penyeberangan, saya pura-pura menabrak Ibu dan cepat mengambil dompet. Saya gembira ketika mendapatkan uang 300 ribu lebih.


Saya segera mendatangi Emak dan mengajaknya ke dokter. Tapi Ibu..., Emak malah menatap saya tajam. Dia menanyakan, dari mana saya dapat uang. Saya sebenarnya ingin mengatakan bahwa itu tabungan saya, atau meminjam dari teman. Tapi saya tidak bisa berbohong. Saya mengatakan sejujurnya, Emak mengalihkan pandangannya begitu saya selesai bercerita.


Di pipi keriputnya mengalir butir-butir air. Emak menangis. Ibu..., tidak pernah saya merasakan kebingungan seperti ini. Saya ingin berteriak. Sekeras-kerasnya. Sepuas-puasnya. Dengan uang 300 ribu lebih sebenarnya saya bisa makan-makan, mabuk, hura-hura. Tidak apa saya jadi pencuri. Tidak perduli dengan Ibu, dengan orang-orang yang kehilangan. Karena orang-orang pun tidak perduli kepada saya. Tapi saya tidak bisa melakukannya. Saya harus mengembalikan dompet Ibu. Maaf."


-----


Surat tanpa tanda tangan itu berulang kali saya baca. Berhari-hari saya mencari-cari anak muda yang bingung dan gelisah itu. Di setiap stopan tempat puluhan anak-anak berdagang dan mengamen. Dalam bus-bus kota. Di taman-taman. Tapi anak muda itu tidak pernah kelihatan lagi. Siapapun yang berada di stopan, tidak mengenal anak muda itu ketika saya menanyakannya.


Lelah mencari, di bawah pohon rindang, saya membaca dan membaca lagi surat dari pencopet itu. Surat sederhana itu membuat saya tidak tenang. Ada sesuatu yang mempengaruhi pikiran dan perasaan saya. Saya tidak lagi silau dengan segala kemewahan. Ketika Kang Yayan membawa hadiah-hadiah istimewa sepulang kunjungannya ke luar kota, saya tidak segembira biasanya.Saya malah mengusulkan oleh-oleh yang biasa saja.


Kang Yayan dan kedua anak saya mungkin aneh dengan sikap saya akhir-akhir ini. Tapi mau bagaimana, hati saya tidak bisa lagi menikmati kemewahan. Tidak ada lagi keinginan saya untuk makan di tempat-tempat yang harganya ratusan ribu sekali makan, baju-baju merk terkenal seharga jutaan, dan sebagainya.


Saya menolaknya meski Kang Yayan bilang tidak apa sekali-sekali. Saat saya ulang tahun, Kang Yayan menawarkan untuk merayakan di mana saja. Tapi saya ingin memasak di rumah, membuat makanan, dengan tangan saya sendiri. Dan siangnya, dengan dibantu Bi Nia, lebih seratus bungkus nasi saya bikin. Diantar Kang Yayan dan kedua anak saya, nasi-nasi bungkus dibagikan kepada para pengemis, para pedagang asongan dan pengamen yang banyak di setiap stopan.


Di stopan terakhir yang kami kunjungi, saya mengajak Kang Yayan dan kedua anak saya untuk makan bersama. Diam-diam air mata mengalir dimata saya.


Yuni menghampiri saya dan bilang, "Mama, saya bangga jadi anak Mama." Dan saya ingin menjadi Mama bagi ribuan anak-anak lainnya.


Sumber: Unknown (Tidak Diketahui)

x_X

Don't Worry Be Happy





Ada sebuah tulisan menarik yang perlu dicermati. "Worry is like a rocking chair. It gives you something to do but doesn't get you anywhere". Kekhawatiran itu bagaikan kursi goyang. Ia memberi kita kesibukan, tetapi tidak membawa kita ke mana-mana.

Seringkali businessmen mengacu pada kekawatiran-kekhawatiran ini. Khawatir pada hari esok, bagaimana kalau bisnis kita tidak jalan, bagaimana kalau bos akan marah dan berbagai kekhawatiran lainnya. Yang paling penting sebenarnya adalah, sadarilah bahwa kekhawatiran itu tidak akan menghasilkan apa-apa. Anda khawatir selama lima tahun pun tidak akan ada hasilnya sama sekali. Kekhawatiran akan membuat kita menjadi paralyze, kaku, tidak bisa berkata apa-apa, bingung dan tidak bisa melakukan tindakan apapun. Hal ini adalah musuh utama dalam berbisnis atau melakukan tindakan.

Kalau kita bisa menghentikan dan melupakan kekhawatiran itu di dalam otak kita, maka kita akan jauh lebih sempurna. Jauh lebih mampu menghasilkan karya terbaik.

Jangan sekedar khawatir tanpa melakukan apa-apa, karena hal itu akan membahayakan bisnis kita. Kita memang harus realistis menyadari risiko tindakan kita, tetapi yang paling penting adalah berhentilah untuk khawatir atau kurangi kekhawatiran dan lakukan tindakan-tindakan positif. Kalau kita tidak melakukan tindakan positif, kita tidak akan menghasilkan apa-apa. Sebaliknya, dengan melakukan tindakan positif, mungkin saja worry atau kekhawatiran Anda akan hilang. Chance atau kesempatan Anda untuk sukses akan jauh lebih besar bila dibandingkan hanya khawatir dan tidak melakukan tindakan apapun.

Kekhawatiran sering membunuh kita, kreativitas kita, tindakan-tindakan kita dan membuat kita menjadi seorang yang apatis. Hal ini berbahaya dalam bisnis. Kalau bisa kita mengurangi kekhawatiran kita dan mencoba untuk melakukan hal yang positif, maka setiap hari, setiap saat, setiap tindakan kita akan menjadi lebih tenang. Satu hal yang penting adalah cobalah memikirkan solusi terbaik yang bisa dilakukan saat ini.

Daripada Anda khawatir seperti duduk pada rocking chair dan terus menggoyang-goyangkan kursi tanpa arah dan tujuan. Alangkah lebih baik bila kita salurkan kemampuan dan tindakan kita pada hal-hal yang jauh lebih positif.

Menceburkan Diri ke Dalam Lautan Masalah

Menceburkan Diri ke Dalam Lautan Masalah




KATA masalah atau persoalan bagi sekelompok orang merupakan kata yang "menakutkan". Terbayang dalam pikirannya situasi yang tidak menentu yang bisa mengganggu kenyamanan dirinya. Tapi bagi sekelompok yang lainnya, kata masalah disimbolkan sebagai sesuatu peluang di dalam pikirannya, karena dengan datangnya masalah berarti dirinya tengah diuji dengan salah satu bentuk soal yang harus dijawab.
Tingkat kesulitan soal tersebut menentukan grade kita dalam salah satu mata kuliah kehidupan ini. Semakin sulit, maka akan semakin advanced level mentalitas kita dalam hidup ini, sementara bila masalahnya biasa-biasa saja, sama saja dengan siswa SMA mengerjakan soal-soal ujian anak kelas 6 SD, mudah dijawab, tapi tidak memberikan peningkatan kualitas dirinya. Jadi, apa inti masalah dalam sudut pandang orang-orang sukses?

Kita tahu, sebilah pedang atau golok untuk menjadi pedang yang indah dan tajam, awalnya dari sebatang besi yang harus melalui proses pemanasan dalam suhu yang sangat tinggi sampai membara, kemudian dipukul berkali-kali sampai membentuk pedang. Tanpa dipanaskan, tidak mungkin besi batangan akan menjadi pedang yang indah dan tajam.
Demikian halnya peralatan rumah tangga yang dibuat dari kayu jati yang indah, apakah kursi, buffet, mebeul, meja, awalnya adalah kayu gelondongan yang tidak memiliki bentuk. Oleh pengrajin digergaji, dibuang bagian-bagian yang tidak bermanfaat, digosok-gosok dengan ampelas sampai halus, diukir, dirakit menjadi barang rumah tangga yang indah dan mahal harganya. Bahan baku yang bagus, pengolahan yang baik akan menghasilkan kualitas yang bagus dan harganya yang tinggi.
Sementara bahan baku yang kurang baik, pengolahannya asal-asalan, harganya juga bisa-biasa saja.

Cerita di atas bisa juga diterapkan untuk manusia. Bila kita ingin menjadi manusia yang berkualiktas dengan harga tinggi, maka harus berani membayar dengan harga tinggi pula dalam melalui proses "pencetakan" SDM berkualitas. Anggap saja kita ibarat sepotong besi yang belum memiliki bentuk, api yang membara ratusan derajat celcius ibarat beratnya beban persoalan hidup yang menghimpit dan terjadi sehari-hari dan pedang yang bagus adalah mentalitas matang, pantang menyerah dan keterampilan yang tinggi dalam mengelola hidup ini. Dengan demikian, bila ingin menjadi manusia berkualitas maka secara sengaja kita harus menceburkan diri ke dalam lautan persoalan yang lebih banyak –bukan hanya persolan-persoalan kecil yang datang kepada kita—tapi sengaja kita mencari persoalan tadi. Dengan catatan, di tengah banyaknya persoalan tadi kita mengurai benang persoalan satu per satu sampai semuanya tuntas, dan tidak mundur sebelum selesai. Setelah menyelesaikan persoalan yang satu, cari lagi persoalan yang lain yang lebih berat, demikian terus menerus dilakukan tiada henti. Bila mengacu kepada analogi di atas, ketika terus menerus berltih menyelesaikan persoalan maka kita sudah memiliki pedang-pedang yang tajam dalam jumlah banyak, golok, kelewang, celurit atau bahkan senjata lainnya untuk memudahkan jalannya hidup. Bagaimana kalau kita tidak memiliki alat atau senjata sementara kita hidup di tengah hutan belantara? Bisa dibayangkan, kondisinya jauh lebih sulit bila dibandingkan dengan memiliki senjata yang lengkap.

Senjata dalam hidup memang tidak terlihat seperti pedang. Tapi bisa dibedakan siapa yang memiliki senjata yang lengkap dan siapa yang tidak dalam mengarungi hidup ini ketika benar-benar menghadapi situasi krusial. Senjata-senjata manusia yang harus dimiliki adalah, mentalitas pantang menyerah, ulet, disiplin, kesabaran melalui proses, kejujuran dalam berkata dan bersikap, optimis menghadapi semua kondisi yang terlihat menyenangkan dan tidak menyenangkan. Bila senjata-senjata itu terus dipelihara, dipertajam, dan digunkan setiap saat, maka manfaatnya akan langsung kita rasakan. Sebaliknya, bila senjata-senjata yang dimiliki tidak dimanfaatkan semaksimal mungkin, bisa jadi akan menjadi karatan, tumpul dan akhirnya menjadi besi biasa yang hanya laku di mata tukang lowak yang berkeliling dari rumah ke rumah yang harganya sangat-sangat murah.

Jadi, untuk apa mengeluh kalau menghadapi persoalan. Lebih baik persoalan tersebut diajak dialog, mengapa persoalan itu datang, apakah manfaat yang menyertai persoalan tersebut dan yang lebih penting lagi bagimana solusi atau cara menyelesiakannya dan sisi positif apa yang menyertai persoalan tadi. Alhasil, bila persoalan dilihat dari sudut pandang yang berbeda, maka akan memunculkan kreatifitas yang cukup tinggi bagi si penemunya. Mungkin Edison tidak akan menemukan lampu pijar listrik kalau ia tidak penasaran melakukan eksperimen, kendaraan tidak akan ditemukan kalau kita merasa puas dengan jalan kaki atau naik kuda, dan lain-lain. Masalah, bagi orang kreatif dan positif thinking adalah peluang. Karena dari sana dituntut untuk menemukan jawaban untuk mengatasinya. Berbeda dengan watak orang pesimis, masalah yang datang bisa menciutkan nyalinya untuk mencoba sesuatu yang lain yang lebih menantang, atau masalah diibaratkan sebagai penghalang untuk mencapi tujunnya.

Berbahagialah kalau dalam kehidupan sehari-hari masih menjumpai masalah. Carilah hikmah di balik sesuatu yang tidak mengenakkan.
Garam akan terasa asin kalau langsung mengunyahnya, tapi akan melezatkan masakan kalau komposisinya tepat oleh juru masak yang lihai. Gula pun bila langsung dimakan akan muncul sakit perut, tapi kalau dituang ke dalam air panas ditambah sedikit teh atau kopi, aromanya akan sangat menggoda. Hidup ini lebih banyak dibutuhkan banyak seni dalam menghadapinya. Tidak cukup hanya mengetahui ilmu hidup. Seni artinya seperti juru masak, satu jenis masakan dibutuhkan garam yang banyak, tapi masakan yang lain hanya butuh sedikit garam.
Bagaimana kita tahu apakah satu masakan butuh lebih banyak garam daripada masakan lainnya? Banyak-banyaklah belajar memasak, nanti Anda tahu sendiri bagaimana menghasilkan masakan yang lezat. Banyak- banyaklah mencoba resep-resep yang ada kalau kita ingin menjadi juru masak handal.

Kita adalah "juru masak" untuk kehidupan kita sendiri. Kalau ingin mahir, maka harus sering latihan mencoba resep-resep kehidupan ini yang pernah dicoba orang lain. Karena belum tentu resep orang lain yang bagus, akan langsung bagus ketika dicoba hanya sekali oleh kita.
Dibutuhkan latihan yang sering, terus menerus sampai resep-resep tersebut terasa enak. Bahkan tanpa disadari, suatu ketika, kita akan menciptakan resep-resep baru, original buatan kita sendiri yang akan diikuti dan dicoba oleh ribuan orang. Bila resep kita terbukti dirasakan enak oleh orang lain, jangan kaget kalau banyak orang mencari kita untuk berguru dan bertanya bagaimana sampai resep tersebut terasa enak.

Keberanian yang Dapat Mengubah Kehidupan

Keberanian yang Dapat Mengubah Kehidupan


 

"Tears will not erase your sorrow; hope does not make you successful;

courage will get you there."
- Air mata tidak akan menghapus dukamu; berharap tidak akan membuatmu
sukses; hanya keberanian yang bisa membawamu kesana. "
Johni Pangalila

Setiap hari kita mempunyai peluang yang menguntungkan, entah itu

dalam skala kecil maupun besar. Bila kita cukup berani, maka peluang-
peluang tersebut akan menjadi keberuntungan yang besar. Sebab
keberanian akan menimbulkan aksi yang signifikan.

Keberanian adalah suatu sikap untuk berbuat sesuatu dengan tidak

terlalu merisaukan kemungkinan-kemungkinan buruk. Aristotle
mengatakan bahwa, "The conquering of fear is the beginning of wisdom.
Kemampuan menahklukkan rasa takut merupakan awal dari kebijaksanaan."
Artinya, orang yang mempunyai keberanian akan mampu bertindak
bijaksana tanpa dibayangi ketakutan-ketakutan yang sebenarnya
merupakan halusinasi belaka. Orang-orang yang mempunyai keberanian
akan sanggup menghidupkan mimpi-mimpi dan mengubah kehidupan pribadi
sekaligus orang-orang di sekitarnya.

Beberapa abad yang silam Virgil mengatakan, "Fortune favors the

bold. - Keberuntungan menyukai keberanian." Marilah kita belajar dari
para tokoh olah raga yang mempunyai prestasi berskala internasional,
yaitu Carl Lewis, Michael Jordan, Marilyn King dan lain sebagainya.
Mereka mempunyai keberanian yang tinggi untuk menepis segala
kekhawatiran akan keterbatasan dalam diri mereka. Karena itulah
mereka mampu berprestasi di bidang olah raga dan tampil sebagai tokoh
yang berkarakter.

Kita juga mempunyai peluang yang sama besar di bidang yang sama

ataupun di bidang lain, misalnya di bidang seni, politik, bisnis,
ilmu pengetahuan, filsafat dan lain sebagainya. Tetapi apakah kita
sudah mempunyai cukup keberanian menangkap peluang yang datang setiap
hari itu dan mengubahnya menjadi prestasi hidup?

Hanya diri kita yang mampu mengukur apakah keberanian kita cukup

besar? Marilyn King mengatakan bahwa keberanian kita secara garis
besar dipengaruhi oleh 3 hal, yaitu visi (vision), tindakan nyata
(action), dan semangat (passion). Ketiga hal tersebut mampu mengatasi
rasa khawatir, ketakutan, dan memudahkan kita meraih impian-impian.

Berdasarkan visi atau tujuan yang ingin kita capai, satu hal yang

terpenting adalah kita harus menciptakan kemajuan. Menurut Vince
Lombardi, seorang pelatih rugby ternama di dunia, upaya menciptakan
kemajuan akan berjalan secara bertahap. Adanya perubahan menjadikan
diri kita berani membuat kemajuan yang lebih besar. Karena itu
Anthony J. D'Angelo menegaskan, "Don't fear change, embrace it. -
Jangan pernah takut pada perubahan, tetapi peluklah ia erat." Maka
perjelas visi, supaya berpengaruh signifikan terhadap keberanian.

Sementara itu, peluang datang terkadang dengan cara yang tidak

terduga. Samuel Johnson mengatakan bahwa, "Whatever enlarges hope
will also exalt courage. - Apapun yang dapat memperbesar harapan,
maka ia juga akan meningkatkan keberanian." Artinya, tindakan kerja
untuk mengubah peluang akan meningkatkan harapan sekaligus keberanian
memikirkan kemungkinan-kemungkinan terbaik atau menanggung resiko
kegagalan sekalipun. Jika sudah mengetahui secara pasti apa yang kita
inginkan dan sudah melakukan tindakan, maka hal itu akan meningkatkan
keberanian untuk tidak pernah menyerah sebelum benar-benar berhasil.

Faktor ketiga yang berpengaruh terhadap tingkat keberanian adalah

semangat (passion). Mungkin kita akan terinspirasi semangat seorang
olah ragawan Carl Lewis. Dirinya tidak merasa khawatir atau takut
akan mengalami kekalahan dalam pertandingan karena ia mempunyai
semangat yang tinggi. Semangat Carl Lewis memompa keberaniannya
melewati bermacam kesulitan, sehingga ia berhasil meraih 22 medali
emas diantaranya : 9 dari olimpiade/Games, 8 dari World Championship,
2 dari Pan America Games.

Ayahnya adalah orang yang paling berjasa dibalik keberaniannya itu.

Ayahnya adalah orang yang tidak pernah bosan memberikan dorongan
motivasi. Sehingga ketika ayahnya meninggal dunia pada tahun 1987
akibat serangan penyakit kanker, Carl Lewis menguburkan salah satu
medali emas dari perlombaan lari 100 m yang paling disukai ayahnya.
Dia berjanji untuk mendapatkan kembali medali itu. Semangat Carl
Lewis meningkatkan keberaniaannya menembus halangan, hingga ia
kembali berhasil mengumpulkan 9 medali emas beberapa tahun kemudian.

Carl Lewis adalah salah satu contoh orang sukses. Ia mempunyai

keberanian yang tinggi untuk melakukan sesuatu yang tidak bisa atau
tidak akan pernah dikerjakan oleh orang-orang yang biasa-biasa saja.
Mereka konsisten menciptakan kemajuan terus menerus. Ekhorutomwen
E.Atekha menerangkan, "All you need to keep moving is your ability to
keep being courageous. - Segala sesuatu yang menggerakkan dirimu
adalah kemampuanmu untuk memacu keberanian." Mereka senantiasa
mempunyai keberanian yang tinggi untuk mengubah kehidupan karena
mereka mempunyai visi, melakukan aksi dan mempunyai semangat yang
luar biasa.*

September 05, 2011

Chris Cornell - Black Hole Sun

Rage Against The Machine - Bulls on Parade live 1996

Rage Against The Machine - Killing In The Name - 1993

Nirvana - I Hate Myself & I Want To Die

Manfaat Tertawa Menangis dan Marah

Manfaat Tertawa Menangis dan Marah

Kalau selama ini Anda percaya marah bikin cepat tua, menangis hanya buang-buang air mata, dan tertawa itu tidak penting, wah pikirkan lagi deh anggapan itu. Ketiga hal tadi justru membuat tubuh Anda makin sehat.



MARAH

Ini dia beberapa fakta tentang marah yang perlu Anda ketahui:

1. Menurut Charles Spielberger, Ph.D., seorang ahli psikologi yang mengambil spesialisasi studi tentang marah. Marah adalah suatu perilaku yang normal dan sehat yakni sebagai salah satu bentuk ekspresi emosi manusia. Seperti bentuk emosi lainnya, marah juga diikuti dengan perubahan psikologis dan biologis. Ketika Anda marah, denyut nadi dan tekanan darah meningkat, begitu juga dengan level hormon, adrenalin dan noradrenalin.

2. Mark Gorkin---seorang konsultan pencegahan stres dan kekerasan--- membagi marah dalam empat kategori; marah yang disengaja, marah spontan (marah yg dilakukan secara tiba-tiba), marah konstruktif (marah yang disertai ancaman terhadap orang lain) dan marah destruktif (marah yang ditumpahkan tanpa rasa bersalah).

3. Marah juga merupakan satu bentuk komunikasi. Karena adakalanya orang lain baru mengerti maksud yang ingin disampaikan ketika kita marah. Bentuk penyampaian marah bisa berbeda-beda bergantung pada lingkungan dan kondisi sosial budaya yang membentuknya. Di Jepang, orang sering diam saat marah karena memang orang-orang Jepang tidak terbiasa mengekspresikan perasaannya. Berbeda dengan orang Amerika yang lebih berterus terang mengungkapkan perasaannya atau sama halnya dengan Suku Batak di tanah air kita.

4. Marah adalah manusiawi. Marah yang bisa berdampak buruk adalah marah yang tidak dikelola. Sebaliknya bila Anda mampu mengelola amarah dengan tepat, maka ekspresi kemarahan Anda justru akan menyehatkan. Hal ini sudah terbukti pada sebuah penelitian yang menyatakan marah akan lebih baik daripada memendam perasaan jengkel.

5. Bagaimana marah yang menyehatkan itu? Yakni marah yang beralasan yang bukan karena faktor subjektif semata. Lontarkan kemarahan atau kejengkelan Anda sewajarnya saja. Sampaikan, penyebab utama kejengkelan itu. Bukan marah yang sekadar menuruti emosi yang meledak-ledak, kemudian melampiaskannya melalui kata-kata, ekspresi dan perlakuan yang kasar karena dapat merugikan orang lain. Untuk itu, dalam keadaan marah kita harus mengedepankan rasio. Sehingga kemarahan itu jadi lebih terkendali

6. Bagi Anda yang selama ini kerap mengumbar marah tanpa alasan kuat, ada 4 langkah yang dapat dilakukan:

- Mengidentifikasi kesalahan sikap dan pendirian yang memengaruhi seseorang menjadi marah secara berlebihan. Bila telah diketahui dan diperbaiki kesalahan ini, umumnya Anda bakal lebih mudah mengendalikan marah.

- Mengidentifikasi faktor-faktor dari masa kecil yang menghambat kemampuan untuk mengekspresikan amarah. Faktor-faktor ini termasuk ketakutan, penolakan dan ketidaktahuan.

- Mempelajari cara tepat untuk mengekspresikan kemarahan sehingga tetap dapat menguasai situasi yang menimbulkan kemarahan itu, bahkan secara lebih efektif.

- Menutup luka-luka yang mungkin tertinggal oleh pengaruh emosional dari kemarahan yang menghancurkan.



MENANGIS


1. Menangis adalah ekspresi dari emosi yang dipercaya dapat meningkatkan kesehatan. Hal ini dipicu karena air mata yang keluar saat menangis mengandung zat mangan dan hormon prolaktin yang cenderung meningkat ketika seseorang dilanda frustrasi/depresi. Keluarnya kedua zat tersebut dari tubuh secara otomatis menurunkan depresi yang tengah diderita.

2. Ada 3 jenis air mata. Pertama, air mata basal yang diproduksi untuk melubrikasi mata secara teratur. Kedua adalah air mata yang keluar secara refleks karena dipicu oleh iritasi yang dapat terjadi oleh pengaruh bawang atau lainnya. Yang ketiga adalah air mata yang keluar karena pengaruh emosi. Jenis air mata terakhir inilah yang memiliki zat mangan dan hormon prolaktin tertinggi. Jadi, ketika seseorang menangis karena emosi yang melanda dirinya, keluarnya air mata tersebut secara naluriah mengurangi perasaan depresi yang ada hingga tubuh mencapai kondisi stabil.

3. Menangis yang sehat adalah menangis sepuasnya hingga rasa sedih atau beban emosi yang membebani terasa berkurang. Dengan begitu, usai menangis akan timbul perasaan nyaman.



TERTAWA


1. Tertawa bermanfaat untuk kesehatan. Tertawa melepaskan energi positif yang menstimulasi otak untuk melepaskan pemikiran-pemikiran negatif maupun depresi yang dialami tubuh. Menurunnya tingkat depresi pada tubuh menyebabkan sistem kekebalan tubuh pun meningkat secara otomatis sehingga tubuh terasa lebih segar dan sehat.

2. Ketika tertawa, tubuh akan menghasilkan hormon endorphine yang memberikan rasa nyaman bagi tubuh (sebagai penenang alami). Tertawa dapat meredakan stres bahkan dipercaya dapat membuat orang lebih awet muda.

3. Tertawa juga dipercaya dapat bermanfaat untuk membantu proses penyembuhan atas suatu penyakit yang tengah diderita. Dengan tertawa peredaran darah dalam tubuh akan lancar, kadar oksigen dalam darah meningkat. Selain itu, tekanan darah akan normal.

4. Tertawa yang sehat adalah yang lepas, gembira dan dilakukan dengan sepenuh hati. Ketika tertawa, otot-otot di sekitar wajah pun mendapatkan stimulasi. Sehingga dapat sekaligus untuk senam wajah, mengendurkan ketegangan otot-otot di wajah.

Entri Populer